SISTEM TRANSPORTASI
A. SISTEM PENCERNAAN PADA
MANUSIA
1. Pengertian Sistem
Pencernaan Manusia
Pencernaan makanan merupakan proses
mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus,
serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana
dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh
organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan
dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam
bentuk yang lebih sederhana. Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat
dibedakan atas dua macam, yaitu :
a. Proses
pencernaan secara mekanik
Proses pencernaan secara mekanik yaitu
proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan
halus.Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan
menggunakan gigi.
b. Proses
pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Proses pencernaan secara kimiawi yaitu
proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih
sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh
tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Proses pencernaan makanan pada manusia
melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah
organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan. Alat
pencernaan dapat dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan
kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri dari kelenjar air liur,
kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut ini akan dibahas
satu per satu proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan
makanan pada manusia.
2. Saluran Pencernaan
Manusia
Saluran pencernaan makanan merupakan
saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh
tubuh dengan jalan proses pencernaan (penguyahan, penelanan, dan pencampuran)
dengan enzim zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai anus. Saluran
pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ berturut-turut
dimulai dari mulut (cavum oris), kerongkongan (esofagus), lambung
(ventrikulus), usus halus (intestinum), usus besar (colon), dan anus. Untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
|
Gambar 1: Saluran pencernaan
manusia
a. Mulut
Proses pencernaan dimulai sejak makanan
masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam
proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam
rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Beberapa
organ di dalam mulut, yaitu :
b. Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan
sehingga makanan menjadi halus. Keadaan ini memungkinkan enzim-enzim pencernaan
mencerna makanan lebih cepat dan efisien.
Gigi
dapat dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham
depan, dan gigi geraham belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga
bagian, yaitu mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan akar gigi
(radiks). Mahkota gigi atau puncak gigi merupakan bagian gigi yang tampak dari
luar. Setiap jenis gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi
seri berbentuk seperti pahat, gigi taring berbentuk seperti pahat runcing, dan
gigi geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar dan datar
berlekuk-lekuk. Bentuk mahkota gigi pada gigi seri berkaitan dengan fungsinya
untuk memotong dan menggigit makanan. Gigi taring yang berbentuk seperti pahat
runcing untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang
lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi untuk mengunyah makanan.
Leher gigi merupakan bagian gigi yang
terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam
di dalam rahang. Bila kita amati gambar penampang gigi, maka akan tampak
bagian-bagian seperti pada gambar berikut ini.
|
Gambar
2:
Bagian-bagian gigi
Email gigi merupakan lapisan keras
berwarna putih yang menutupi mahkota gigi. Tulang gigi, tersusun atas zat
dentin. Sumsum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat
serabut saraf dan pembuluh-pembuluh darah. Itulah sebabnya bila gigi kita
berlubang akan terasa sakit, karena pada sumsum gigi terdapat saraf.
b. Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di
dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan (proses penelanan). Selain
itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis,
asin, pahit, dan asam. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan
direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda. Letak setiap rasa
berbeda-beda, yaitu:
Rasa
asin —–> lidah bagian tepi depan
Rasa
manis —–> lidah bagian ujung
Rasa
asam —–> lidah bagian samping
Rasa
pahit —–> lidah bagian belakang / pangkal lidah
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat seperti pada
gambar berikut ini.
|
Gambar 3: Letak kepekaan lidah terhadap rasa
Lidah mempunyai reseptor khusus yang
berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari
otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung
kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap
terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut yang
disebut papilla
c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau
air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada tiga pasang, yaitu :
1. Kelenjar
parotis, terletak di bawah telinga.
2. Kelenjar
submandibularis, terletak di rahang bawah.
3. Kelenjar
sublingualis, terletak di bawah lidah.
Letak
kelenjar ludah di dalam rongga mulut dapat dilihat pada gambar berikut.
|
Gambar 4: Kelenjar ludah di dalam
mulut
Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang
berbentuk cair. Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan
getah yang mengandung air dan sopha. Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan
makanan. Jadi, ludah berfungsi untuk membasahi dan melumasi makanan sehingga
mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas,
dingin, asam, dan basa.
Di dalam ludah terdapat enzim sophag (sophag).
Enzim sophag berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat
karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (sophag). Maltosa mudah dicerna
oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim sophag bekerja dengan baik pada pH
antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.
2. Kerongkongan
Kerongkongan (sophagus) merupakan
saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi
sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi,
pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi
secara bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan
kerongkongan ini disebut gerak peristalsis. Gerak ini terjadi karena otot yang
memanjang dan melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara bergantian.
Jadi, gerak peristalsis merupakan gerakan kembang kempis kerongkongan untuk
mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
pada gambar berikut.
|
Gambar 5: Gerak peristalsis dalam
kerongkongan
Makanan berada di dalam kerongkongan
hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal kerongkongan (faring) berotot lurik.
Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar menurut kehendak kita dalam
proses menelan. Artinya, kita menelan jika makanan telah dikunyah sesuai
kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses menelan hingga sebelum mengeluarkan
feses, kerja otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita
(tidak disadari).
3. Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan kantung
besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai tempat terjadinya
sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas
(kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah (pilorus).
Kardiak berdekatan dengan hati dan
berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua
belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter
yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
|
Gambar 6: Struktur lambung
Dinding lambung terdiri dari otot yang
tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otot-otot tersebut menyebabkan
lambung berkontraksi, sehingga makanan teraduk dengan baik dan bercampur merata
dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk
seperti bubur.
Dinding lambung mengandung sel-sel
kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah
lambung. Getah lambung mengandung air isban (musin), asam lambung, enzim isban,
dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam
lambung. Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk
bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi
pepsin. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa. Enzim isban
berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya
enzim isban dan enzim pepsin menunjukkan bahwa di dalam lambung terjadi proses
pencernaan kimiawi. Selain menghasilkan enzim pencernaan, dinding lambung juga
menghasilkan isband gastrin yang berfungsi untuk pengeluaran (sekresi) getah
lambung.
Di dalam lambung terjadi gerakan
mengaduk. Gerakan mengaduk dimulai dari kardiak sampai di daerah isband. Gerak
mengaduk terjadi terus menerus baik pada saat lambung berisi makanan maupun
pada saat lambung kosong. Jika lambung berisi makanan, gerak mengaduk lebih
giat isbanding saat lambung dalam keadaan kosong. Mungkin kita pernah merasakan
perut terasa sakit dan berbunyi karena perut kita sedang kosong. Hal itu
disebabkan gerak mengaduk saat lambung kosong. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat gambar berikut.
|
Gambar 7: Gerak mengaduk pada lambung
Makanan umumnya bertahan tiga sampat
empat jam di dalam lambung. Makanan berserat bahkan dapat bertahan lebih lama.
Dari lambung, makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus dua belas jari
melalui sfingter pilorus.
4. Usus
Halus
Usus halus (intestinum) merupakan tempat
penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses pencernaan yang paling
panjang. Usus halus terdiri dari :
1. Usus
dua belas jari (duodenum)
2. Usus
kosong (jejenum)
3. Usus
penyerap (ileum)
Pada usus dua belas jari bermuara
saluran getah pankreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan getah pankreas
yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut :
1. Amilopsin
(amilase pankreas), yaitu
enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).
2. Steapsin
(lipase pankreas), yaitu
enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen
Jika
belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah
protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus
halus.
Empedu
dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu
dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung
garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi
mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan
dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Zat warna empedu
memberikan ciri warna cokelat pada feses. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
pada gambar berikut.
|
Gambar 8: Kantung dan saluran empedu
Pada bagian usus dua belas jari bermuara
saluran getah ectum dan saluran empedu. Selain enzim dari ectum, dinding usus
halus juga menghasilkan getah usus halus yang mengandung enzim-enzim sebagai
berikut :
1. Maltase,
berfungsi mengubah ectum menjadi glukosa.
2. Laktase,
berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
3. Sukrase,
berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
4. Tripsin,
berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.
5. Enterokinase,
berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.
Di dalam usus halus terjadi proses
pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat
dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta
protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh
proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya,
proses penyerapan (ectum) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di
usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam
bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino.
Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh
usus halus. Struktur usus halus dapat dilihat pada gambar berikut ini.
|
Gambar 9: Penampang Usus Halus Manusia
Pada dinding usus penyerap terdapat
jonjot-jonjot usus yang disebut vili (Lihat gambar diatas). Vili berfungsi
memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari makanan dapat
terserap lebih banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung kapiler darah
dan kapiler limfe (pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai darah,
sari-sari makanan harus menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk
pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral
setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah
melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung
kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk
suatu larutan yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus
halus, gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan
gliserol dibawa oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya
masuk ke dalam peredaran darah. Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke
darah menuju kehati untuk dibuat empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak
(vitamin A, D, E, dan K) diserap oleh usus halus dan diangkat melalui pembuluh
getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk ke ectum peredaran
darah.
Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus
halus. Sisa makanan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju
usus besar.
5. Usus Besar
Makanan yang tidak dicerna di usus
halus, misalnya selulosa, bersama dengan ectum akan menuju ke usus besar
menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri
ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain
membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin
K berperan penting dalam proses pembekuan darah.
Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak
mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap
kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari
usus besar.
|
Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu
mulai dari usus buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan berakhir
pada anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 10: Struktur usus besar
Perjalanan
makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima jam.
Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar,
feses di dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke ectum
(poros usus). Gerakan peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot tak
sadar).
6.
Anus
Merupakan
lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses
ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang
maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter
yang menyusun ectum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi, proses
defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya
kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter
anus dan kontraksi kolon serta ectum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar
anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.
|
Gambar 11: Struktur anus
B. SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN
Struktur
alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi
rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. Pada
hewan nvertebrate alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan
secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata
sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.
1.
Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
Sistem
pencernaan pada hewan nvertebrate umumnya dilakukan secara intrasel, seperti
pada protozoa, porifera, dan Coelenterata.
Pencernaan
dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga
gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat
pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. Pencernaan
dilakukan dengan cara absorbs langsung melalui kulit.
a. Sistem
Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah
|
Gambar 12: Sistem Pencernaan Cacing
Cacing yang dikeluarkan oleh getah
pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta
sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik
tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa
pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
b.
Sistem Pencernaan Pada Serangga
|
Gambar 13: Sistem Pencernaan Serangga
Sebagaimana pada cacing tanah, serangga
memiliki sistem
pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus sampai anus.Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel.
2.
Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata
Organ
pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria
a.
Sistem Pencernaan Pada Ikan
|
Gambar 14: Sistem Pencernaan Ikan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai
dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil
yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak
dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan
ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang
terdapat di daerah sekitar insang.
Esofagus
berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui
makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke
lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada
beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan
makanan.
Dari lambung,
makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama
besarnya. Usus bermuara pada anus.
Kelenjar
pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang
berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga
badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan
dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan
empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan
lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di sebelah
kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi
untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas
merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi
pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.
b.
Sistem Pencernaan Pada Amfibi
|
Gambar 15: Sistem Pencernaan Katak
Sistem
pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan
dan kelenjar pencernaan. Salah
satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa
hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada
katak meliputi:
1) Rongga
mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk
menangkap mangsa.
2) esofagus;
berupa saluran pendek.
3) ventrikulus
(lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung
katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang
keluar menuju usus.
4) Intestinum
(usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi:
duodenum, jejenum,
dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
5) Usus
tebal berakhir pada rektum dan menuju kloaka.
6) Kloaka: merupakan muara
bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar
pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah
kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus.
Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang
berwarna kehijauan. pankreas berwarna kekuningan,
melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi
menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
c.
Sistem Pencernaan Pada Reptil
Sebagaimana
pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan daging).
Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
1) Rongga
mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-masing
memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan
sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah
yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua.
2) Esofagus (kerongkongan).
3) Ventrikulus(lambung).
4) Intestinum: terdiri atas
usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Kelenjar
pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada
reptilia memiliki dua lobus (gelambir)
dan berwarna kemerahan.
Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada di
antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.
d.
Sistem Pencernaan Pada Burung
|
Gambar 16: Sistem Pencernaan Burung
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa
biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran
pencernaan pada burung terdiri atas:
1)
Paruh, yaitu merupakan modifikasi
dari gigi.
2)
Rongga
mulut, terdiri atas rahang
atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk.
3)
Faring, berupa saluran pendek,
ancreas: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok,
berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat.
4)
Lambung
terdiri atas:
a) Proventrikulus
(lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya
tipis.
b) Ventrikulus
(lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan
biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan yang
berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”.
5) intestinum:
terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum,
jejunum dan ileum. Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu,
dan ancreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.
e.
Sistem Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia)
|
Gambar 17: Sistem Pencernaan Ruminansia
Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput)
seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia).
Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan
hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya
sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
Perbedaan sistem pencernaan makanan pada
hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang
(molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di
samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan
menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum
(perut kitab), dan abomasum (perut masam).
Dengan ukuran yang bervariasi sesuai
dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retlkulum 5%, omasum
7-8%, dan abomasums 7-8′/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada
saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya
pada hewan ruminansia.
Hewan
herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung
seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau
pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak
mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi
yang terjadi dilambung. Akibatnya, kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar
karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum. Sedangkan
pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum
keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan
memamah biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan
vitamin B serta asam amino. Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas
metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber
energi altematif.
Sistem
pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing tanah memiliki
alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus.
Proses pencernaan dibantu oleh enzim – enzim.
C. SISTEM PEREDARAN DARAH
MANUSIA
1. Darah
Darah adalah jaringan berbentuk cair yang terdapat di
dalam pembuluh darah. Warna darah terlihat merah disebabkan adanya hemoglobin
didalamnya. Warna merah tersebut dapat berubah tergantung dari banyaknya
oksigen dan karbondioksida yang terkandung di dalam darah. Darah
yang mengandung karbondioksida warnanya lebih merah tua.
Volume darah adalah 8 % berat badan. Namun volume tersebut dapat
berbeda tergantung dari umur, pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah. Darah
terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian yang cair
disebut plasma dan bagian yang padat disebut sel-sel darah.
a.
Plasma darah
Sekitar 55 % bagian darah
adalah berupa plasma. Plasma darah terlihat bening kekuning-kuningan.
Sekitar 90 % plasma darah terdiri dari air, disamping terdapat zat-zat lain
yang terlarut didalamnya. Zat-zat yang terdapat di dalam plasma darah adalah:
1)
Fibrinogen, yang berfungsi dalam
proses pembekuan darah.
2)
Garam-garam mineral, yang berguna
dalam metabolisme dan menjaga tekanan osmotik jaringan.
3)
Protein darah (albumin dan globulin),
untuk meningkatkan kekentalan darah dan menjaga keseimbangan cairan dalam
tubuh.
4)
Zat-zat makanan (asam amino, glukosa,
vitamin , lemak dan mineral).
5)
Hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar
endokrin.
6)
Antibodi/ antitoksin
Plasma darah berfungsi antara lain:
1)
Mengangkut zat-zat makanan
2)
Mengangkut hormon
3)
Mengangkut sisa metabolisme
4)
Mempertahankan keseimbangan cairan tubuh
b. Sel-Sel Darah
Sel-sel
darah merupakan bagian yang padat dari darah. Bagian ini mencapai 45 %
dari bagian darah. Sel-sel darah dibedakan 3 macam yaitu sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosist) dan keping-keping darah
(trombosit).
1) Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah memiliki
beberapa ciri antara lain:
a)
Bentuk selnya seperti cakram/ bikonkaf
dan tidak mempunyai inti
b)
Tidak dapat bergerak
c)
Ukuran selnya, diameter ±
7 mikron (0,007 mm), dan tebal bagian tengah 1 mikron, di tepi 2 mikron
d)
Tiap 1 mm3 darah
terdapat ± 5 juta sel
e)
Warnanya kuning kemerah-merahan karena
didalamnya mengandung hemoglobin, yaitu suatu zat warna merah yang mengandung
zat besi.
f)
Tempat pembentukan adalah endotelium
sumsum merah tulang terutama tulang rusuk, tulang dada dan ruas-ruas tulang
belakang, juga di dalam limpa dan hati (terutama saat masih bayi)
Sel darah merah berfungsi untuk mengikat
dan mengangkut oksigen karena adanya hemoglobin.
|
2) Sel Darah Putih
(Leukosit)
Sel darah putih memiliki ciri antara lain:
a)
Bentuk sel berubah-ubah (bersifat amoeboid).
b)
Mampu menembus dinding pembuluh darah (diapedesis) untuk mencari
kuman penyakit.
c)
Tiap 1 mm3 darah
terdapat 6000 – 10.000 sel.
d)
Ukuran selnya ± 10 – 12
mikron, dan berinti besar.
e)
Umumya bersifat fagosit (memangsa kuman).
f)
Tempat pembuatan di sel
retikuloendotel sumsum merah tulang kelenjar limfe dan limpa.
g)
Masa hidupnya bervariasi ada yang 12 jam
dan ada yang 300 hari.
Sel darah putih fungsi utamanya untuk
mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit.
3) Keping-Keping
Darah (Trombosit)
Keping-keping darah memiliki ciri antara lain:
a)
Bentuknya tidak beraturan
b)
Ukurannya bervariasi 2-4 mikron
c)
Tidak berinti
d)
Warnanya putih
e)
Tiap 1 mm3 darah terdapat 200
000 – 300 000 keping
f)
Masa hidupnya 5 – 9 hari
g)
Dibentuk di dalam sumsum merah tulang
Keping-keping darah berfungsi dalam proses pembekuan
darah bila terjadi luka.
2. Alat-Alat Peredaran Darah Manusia
Alat-alat peredaran darah
manusia adalah sebagai berikut.
a. Jantung
Jantung terletak
dalam rongga dada agak sebelah kiri, di antara paru-paru kanan dan paru-paru
kiri. Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar kepalan tangan.
Jantung memiliki fungsi untuk memompa darah. Dengan adanya jantung, darah
dapat dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Jantung manusia
terbagi atas empat ruangan, yaitu serambi kanan dan serambi kiri serta bilik
kiri dan bilik kanan. Bagian bilik (ventrikel) jantung berdinding lebih tebal
dibandingkan serambi (atrium) jantung. Hal ini berhubungan dengan fungsinya
untuk memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga harus lebih kuat. Adapun
dinding bilik kanan lebih tipis karena fungsinya hanya memompakan darah ke
paru-paru.
Dalam keadaan normal
jantung manusia berdenyut sebanyak 70 kali setiap menitnya. Namun demikian,
denyut jantung juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, jenis
kelamin, dan kegiatan seseorang setiap harinya.Pada saat berdenyut, setiap
ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol).
Selanjutnya jantung berkontraksi dan mem ompa darah keluar dari ruang jantung
(disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan,
dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan
oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh
mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan.
Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik
kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam
arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir
melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara
di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya
dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen
(darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri.
Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri
disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju
bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup
aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen
ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
Hal ini merupakan
sistem peredaran darah ganda, atau gabungan dari sistem peredaran darah kecil
dan peredaran darah besar.
Bagian bagian jantung
adalah sebagai berikut.
1)
Dindingnya terdiri
atas 3 lapis yaitu:
a)
Perikardium,
merupakan selaput pembungkus jantung.
b)
Miokardium, Merupakan
otot jantung.
c)
Endokardium,
merupakan selaput yang membatasi ruangan jantung.
2)
Ruangan jantung, jantung mempunyai 4 ruangan
jantung yaitu :
a)
2 serambi (atrium)
yaitu atrium sinister / kiri dan atrium dekster / kanan.
b)
2 bilik (ventrikel)
yaitu vebtrikel sinister/kiri dan ventrikel dekster/kanan.
Dinding bilik (ventrikel) jantung lebih tebal dibandingkan dengan dinding serambi(atrium). Dinding bilik kiri lebih tebal dibandingkan dinding bilik kanan
3)
Klep jantung
Antara ruang jantung dihubungkan oleh klep atau katub jantung seperti:
a)
Valvula
trikuspidalis, yaitu klep jantung berdaun tiga yang terletak antara atrium
kanan dengan ventrikel kanan.
b)
Valvula bicuspidalis,
yaitu klep jantung berdaun dua, terletak antara atrium kiri dengan ventrikel
kiri.
b. Pembuluh darah
Pembuluh darah
merupakan saluran yang berfungsi sebagai tempat mengalirnya darah dari
seluruh tubuh menuju jantung atau sebaliknya. Berdasarkan aliran darahnya,
pembuluh darah dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1)
Pembuluh nadi atau arteri (pembuluh darah
yang mengalirkan darah dari jantung)
2)
Pembuluh balik atau vena (pembuluh darah
yang mengalirkan darah menuju jantung).
Arteri berhubungan
langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan
oleh bagian endotheliumnya. Arteri
dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding
vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian
dalam yang terdiri dari endothelium,
lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan
paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis.
Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler
memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium
dan sebuah membran basal. Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah
berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing pembuluh darah
tersebut.
Pembuluh nadi dan
pembuluh balik bercabang-cabang beberapa kali hingga pembuluh kapiler yang
ukurannya sangat kecil. Pembuluh kapiler hanya dapat dilalui oleh satu butir
sel darah merah saja.
c. Paru-paru
Paru-paru merupakan
organ yang ikut berperan dalam sistem peredaran darah manusia. Darah dari
jantung yang sudah tidak mengandung oksigen diangkut menuju paru-paru. Darah
ini banyak mengandung karbon dioksida. Di dalam paru-paru, darah melepaskan
karbon dioksida dan mengikat oksigen. Darah yang telah mengandung oksigen
kemudian kembali mengalir ke jantung.
3. Sistem peredaran darah manusia
Sistem peredaran darah pada manusia dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu peredaran darah paru-paru (peredaran darah
kecil) dan peredaran darah sistemik (peredaran darah besar). Karena dua
sistem peredaran darah ini, sistem peredaran darah pada manusia disebut
sistem peredaran darah ganda.
1.
Sistem peredaran darah kecil
Peredaran darah yang
mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah
yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui
arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut
bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan
ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis. Proses peredaran
darah dipengaruhi juga oleh kecepatan darah, luas penampang pembuluh darah,
tekanan darah dan kerja otot yang terdapat pada jantung dan pembuluh darah.
Pada kapiler terdapat spingter prakapiler
mengatur aliran darah ke kapiler :
Pada vena bila otot
berkontraksi maka vena akan terperas dan kelepak yang terdapat pada jaringan
akan bertindak sebagai katup satu arah yang menjaga agar darah mengalir hanya
menuju ke jantung.
2.
Sistem peredaran darah besar
Peredaran darah yang
mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida
di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena
menuju serambi kanan (atrium) jantung. Peredaran darah besar ini
mengalir dari jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali lagi ke jantung.
Sistem peredaran
darah pada manusia baik peredaran darah besar maupun kecil dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 18
4. Gangguan alat peredaran darah manusia
Gangguan pada alat peredaran darah adalah sebagai berikut.
1.
Hipertensi
Hipertensi
ditunjukkan dengan tingginya tekanan darah. Beberapa gejala penyakit ini di
antaranya adalah jantung berdebar-debar, sesak napas saat kerja berlebihan,
dan badan terasa lemah serta kepala menjadi pusing.
2.
Sklerosis
Sklerosis yaitu
pengerasan pembuluh nadi (arteri) yang disebabkan oleh terbentuknya kerak
keras di bagian dalam dinding pembuluh nadi. Bila kerak tersebut dari senyawa
lemak disebut ateroskerosis,
sedangkan bila terbentuk dari senyawa kalsium disebut arterisoklerosis. Akibat adanya kerak pada dinding pembuluh
darah, bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan akibat selanjutnya
terjadi hipertensi (tekanan
darah tinggi).
3.
Varises
Varises merupakan
pelebaran pembuluh balik (vena) yang umumnya terjadi di bagian betis. Di
bagian betis tersebut tampak tonjolan berbelok-belok berwarna biru yang
disebut varises. Varises terjadi karena terlalu lama berdiri atau kerja yang
banyak menggunakan kaki.
4.
Anemia
• Anemia sel sabit merupakan penyakit menurun tak bisa diobati • Anemia perniosa, rendahnya jumlah eritrosit karena makan kurang vit B12
5.
Talasemia, yaitu sel darah merah
abnormal,umur lebih pendek,diasesi dengan transfusi darah.
6.
Hemofili, yaitu darah sulit/tidak bisa
membeku
7.
Leukopeni, yaitu jumlah sel darah putih
kurang dari normal
5.
Cara merawat alat peredaran darah manusia
Agar alat peredaran
kita dapat bekerja dengan baik pada saat mengedarkan oksigen dan sari-sari
makanan ke seluruh tubuh maka kita perlu menjaga dan memeliharanya dengan
baik. Hal ini juga dapat mencegah munculnya penyakit atau gangguan yang
menyerang alat peredaran darah tersebut. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk memelihara alat peredaran darah kita adalah dengan melakukan
pola hidup yang sehat. Beberapa upaya lainnya yang dapat dilakukan di
antaranya adalah sebagai berikut.
a.
Olahraga secara teratur
Olahraga dapat
meningkatkan daya tahan tubuh kita terhadap berbagai penyakit. Selain itu,
olahraga juga dapat membuat jantung yang merupakan alat peredaran darah dapat
berfungsi dengan baik.
b.
Menghindari makanan berlemak
Agar alat peredaran
darah dalam tubuh kita ini bekerja dengan baik maka kita sebaiknya
menghindari makanan yang mengandung banyak lemak. Kelebihan lemak di dalam
darah dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah. Akibat penyempitan
pembuluh darah akan timbul penyakit jantung dan pendarahan otak.
c.
Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
Merokok merupakan
kebiasaan yang harus ditinggalkan karena sangat merugikan bagi kesehatan.
Zat-zat yang terkandung di dalam rokok dapat menyebabkan penyakit jantung.
Selain merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol juga dapat mempengaruhi alat
peredaran darah. Jumlah alkohol yag terlalu banyak di dalam darah dapat
mengakibatkan tubuh menjadi lemah dan mudah terserang penyakit.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar