Minggu, 22 Desember 2013

Berjilbab Itu Anggun


Berjilbab Itu Anggun
Diajukan untuk Mengikuti Lomba Menulis Paper 
Dalam Rangka Memperingati Hari Ibu
Oleh : Riska Perwati

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang kecantikan pada manusia, biasanya pembicaraan itu hanya dikaitkan dengan wanita. Ini disebabkan wanita memiliki kecantikan dan kemampuan menampilkannya serta memiliki perhatian lebih besar daripada pria. Ini adalah naluri yang dianugerahkan Allah untuk wanita. Dapat disimpulkan dua hal pokok yang menjadi daya tarik terhadap wanita. Pertama, merupakan sesuatu yang sudah melekat pada dirinya, seperti bentuk badan, warna kulit, mata, hidung, telinga, dan sebagainya. Kedua, adalah sesuatu yang ditambahkan pada tempat-tempat tertentu pada badan wanita, seperti gelang, cincin, kalung, dan semacamnya adalah alat-alat yang digunakan sebagai hiasan dalam rangka menampakkan keindahan dan kecantikan.
Islam juga mengajarkan tentang keindahan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw : “ Sesungguhnya Allah itu indah, suka kepada yang indah.” (HR. Muslim). Keindahan dan keanggunan wanita akan semakin terlihat jika wanita tersebut bisa menghias diri dengan pakaian yang diharuskan di dalam Islam. Islam mengatur mulai dari bahan dasar pakaian, tata cara berpakaian, hingga batasan-batasan dalam berpakaian.
Keanggunan wanita yang berpakaian islami lebih dapat terlihat dibandingkan dengan wanita yang memperlihatkan perhiasan-perhiasan mereka. Perhiasan-perhiasan yang dimaksudkan adalah anggota-anggota tubuh wanita yang seharusnya hanya boleh mereka perlihatkan kepada mahram mereka. Keanggunan wanita muslimah terlihat dari pakaian yang mereka kenakan, yaitu pakaian yang mampu menjaga perhiasan mereka. Serta keanggunan jilbab yang memancarkan kecantikan dan keindahan alami. Selain itu juga keindahan dan kecantikan hati yang terpancar karena akidah dan akhlak wanita muslimah yang berpedoman pada Al-Qur’an dan hadis Rasulullah saw.
Oleh karena itu, wanita muslimah haruslah mengetahui batasan-batasan aurat mereka dan pakaian yang seharusnya mereka kenakan serta manfaatnya bagi mereka, dimana jilbab yang mereka kenakan bukan membatasi ruang gerak mereka tetapi menambah keanggunan mereka.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah pakaian yang seharusnya digunakan wanita muslimah?
1.2.2 Mengapa masih banyak wanita muslimah yang tidak menggunakan pakaian yang diharuskan di dalam Islam?
1.2.3 Mengapa berjilbab itu anggun?
1.3 Tujuan
Wanita muslimah dapat mengetahui pakaian yang seharusnya mereka kenakan serta keanggunan berjilbab bagi mereka. Selain itu wanita muslimah juga dapat mengetahui penyebab-penyebab mengapa masih banyak wanita yang beragama Islam enggan berpakaian secara islami.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pakaian Wanita Muslimah
Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang, itulah kesenanangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali-Imran : 14)
Wanita adalah makhluk Allah yang istimewa. Wanita diciptakan dengan kecantikan dan keindahan serta kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki pria. Tetapi, wanita tidak boleh menampakkan keindahan dan kecantikannya tersebut kepada orang-orang yang tidak boleh melihatnya atau dikenal dengan istilah tabarruj.
Pada dasarnya wanita dan pria menempati martabat atau derajat yang sama, punya kewajiban dan tanggung jawab yang sama pula.  Pria diciptakan Allah dengan tabiat suka kepada wanita, disamping kesukaannya kepada harta benda dan kekayaan. Untuk mencapai nafsu dan keinginannya itu ia tidak segan-segan untuk mengorbankan tenaga, pikiran, bahkan jiwanya sekalipun. Oleh karena itu, wanita haruslah dapat menjaga dirinya dari hawa nafsu pria-pria yang tidak teguh imannya. Salah satunya adalah mampu menjaga pakaiannya, disamping perilaku dan juga pergaulannya.
Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin : “ Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka ”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”  (QS. Al-Ahzab : 59)
Ayat Al-Quran tersebut memerintahkan wanita muslimah untuk berjilbab, jilbab adalah baju jubah atau pakaian longgar bagi wanita yang menutupi seluruh anggota tubuh atau auratnya. Hal ini  merupakan identitas fisik wanita beriman, sekaligus membedakan secara tegas antara wanita yang beriman dan tidak beriman. Dalam keilmuan Islam, jilbab dalam makna ini lebih sering disebut dengan hijab. Hijab menurut Al-Quran artinya penutup secara umum, tetapi hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.
“ Katakanlah kepada wanita-wanita beriman, “hendaklah mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannnya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung  ke dadanya, serta janganlah menampakkan perhiasan kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung. (QS. An-Nur : 31)
Kerudung yang dimaksudkan pada firman Allah diatas adalah kain penutup kepala dalam bentuk apapun, yang wajib ditutup bukan hanya kepalanya saja tetapi juga bagian dada dan sekitarnya. Ayat tersebut menerangkan secara jelas kewajiban para wanita muslim agar menutup kepala dan dadanya. Maka barangsiapa melepaskannya sehingga rambut kepalanya dan bagian atas dadanya terbuka sama sekali, berarti dia tidak menghormati perintah Allah swt, apalagi melaksanakannya. Wanita yang demikian itu tergolong wanita-wanita yang berbuat maksiat dan memancing kemurkaan Allah dan siksa-Nya.
Dalam ayat tersebut Allah swt tidak memberikan batasan khusus terhadap jenis-jenis perhiasan wanita yang tidak boleh diperlihatkan. Baik perhiasan yang dikenakan pada tubuhnya maupun pada pakaiannya. Hal ini membuktikan secara jelas bahwa seluruh anggota tubuh wanita adalah bagian dari perhiasan itu sendiri, selain perhiasan yang dikenakannya. Wanita muslimah yang benar-benar bertakwa adalah wanita yang mampu membatasi dirinya dalam berhias karena takut terhadap siksaan Allah swt dan kemurkaan-Nya.
Perhiasan adalah segala sesuatu yang dapat menambah kecantikan, keindahan, keelokan, dan keanggunan pemakainya. Perhiasan ini tidak terbatas pada emas permata, mode dan jenis pakaian, atau barang-barang berharga lainnya yang biasa dikenakan para wanita untuk mempercantik dirinya. Tidak juga terbatas pada alat-alat kosmetik seperti lipstik, bedak, dan lain-lain, tetapi juga perhiasan paling utama yang telah Allah ciptakan dalam diri setiap wanita berupa keserasian dan keindahan postur tubuhnya serta kecantikan yang menjadi fitrahnya.
Melalui ayat tersebut Allah juga secara tegas melarang para wanita muslimah untuk menarik perhatian orang lain dengan perhiasan-perhiasan yang dikenakan di balik pakaiannya. Misalnya pakaian yang terlalu tipis, meskipun longgar dan sekilas tidak menampakkan keindahan tubuh pemakainya, namun, pada saat dia bergerak, berjalan atau terkena sedikit hembusan angin, akan menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya. Ini sama halnya dengan bergemerincingnya suara perhiasan yang dikenakan pada saat ia bergerak atau berjalan, meskipun tersembunyi dibalik pakaian.
Telah berkata Aisyah : “Sesungguhnya Asma binti Abi Bakr datang berjumpa kepada Nabi saw. dengan memakai pakaian yang jarang, maka Nabi saw. berpaling sambil berkata : Hai Asma! Sesunggguhnya seorang wanita apabila baligh, tidak boleh dilihat daripadanya melainkan ini dan ini sambil Nabi isyaratkan kepada muka dan dua tangan.” (HR. Abu Dawud)
Hadis Rasulullah ini menerangkan bahwa ada kelonggaran kepada para wanita yaitu untuk membuka wajah dan telapak tangannya dengan tanpa hiasan apapun. Alangkah bijaksananya ketetapan Allah swt kepada para wanita, sehingga tidak ada mata yang berhak menikmati kecantikannya selain mata suaminya dan orang-orang yang oleh agama tidak dilarang untuk melihatnya dengan batasan-batasan tertentu pula. Semua itu laksana benteng kokoh yang melindungi dirinya dan mejaga kehormatannya serta menjauhkan pandangan mata orang-orang fasik yang berlumur dosa.
Muslimah diperintahkan berjilbab, karena secara generik, seorang muslim atau muslimah jenis manusia yang berbeda dari manusia kebanyakan, dan seharusnya, juga paling sehat akal dan logikanya. Ada berbagai macam manusia di atas muka bumi ini. Tapi, tidak semua mau patuh, tunduk, dan pasrah diatur oleh Zat Maha Pengatur, Allah swt. Manusia yang memutuskan menjadi orang islam atau menjadi muslim, artinya adalah manusia yang seharusnya juga mau tunduk, patuh, dan pasrah diatur oleh Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana itu. Allah meminta kaum muslimah untuk mengenakan jilbab semata-mata demi melindungi dirinya sendiri. Allah meminta muslimah mengikuti aturan-Nya semata-mata karena Allah lebih tahu hal yang akan meyelamatkan manusia muslimah.
Wanita berjilbab laksana permata berharga yang dikhawatirkan akan diketahui oleh mata para pencuri. Oleh sebab itu, Allah menutupi diri wanita dan mengistimewakan wanita dengan jilbab, sehingga keanggunan wanita muslimah berbeda dengan wanita-wanita musyrik, karena keanggunan jilbab wanita muslimah amat mahal, mulia, dan terhormat. Jilbab  yang sempurna adalah dengan cara menutup semua anggota badan wanita. Jilbab bukanlah semata-mata perhiasan tubuh, tidak berwarna mencolok dan mengundang perhatian, tebal dan tidak transparan sehingga menampakkan warna kulit, longgar dan tidak ketat sehingga menggambarkan bentuk tubuh, tidak berbau wangi yang berlebihan, tidak manmpakkan corak kesamaan dengan busana laki-laki atau dengan busana wanita kafir, dan juga sederhana tidak terkesan mewah.
2.2 Penyebab Wanita Melanggar Aturan Berpakaian Islami
Allah SWT berfirman :
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu ayahmu dari suraga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. (QS.  Al-A’raf : 27)
Ini adalah peringatan keras dari Allah kepada manusia agar waspada dan tidak membiarkan setan memfitnah dirinya. Allah telah menyingkap permainan besar setan yang menjadi sumber dari segala kejahatan, bencana, dan kerusakan. Setan memiliki strategi untuk merusak umat dan bangsa serta merobohkan akhlak dan agama dari jiwa manusia, dan strategi itu tidak lain adalah menelanjangi aurat. Aurat bagi wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali kedua telapak tangan dan muka.
Inilah strategi setan yang yang akan terus berlangsung pada abad saat ini dan akan berlanjut hingga beberapa abad mendatang. Di setiap masa dan tempat, selalu saja ada pihak yang berdiri sebagai pelaksana strategi itu atas perintah setan, strategi yang sama, yakni melucuti busana Bani Adam untuk memperlihatkan aurat mereka. Setan menekankan siasat melucuti busana wanita, sebab ia adalah umpan setan. Hasan bin Salih bertutur, “ Aku mendengar setan mengatakan kepada wanita, ‘Engkau adalah separuh pasukanku, engkau adalah anak panahku yang kulepaskan dan tidak pernah luput sasaran, engkau adalah tempat menyimpan rahasiaku dan engkau adalah utusanku untuk mewujudkan keinginanku’.”
Sehubungan dengan itu Rasulullah saw bersabda : “Wanita itu aurat, maka jika dia bepergian, setan mengintainya”. Setan senantiasa mengarahkan pandangan mata lelaki kepada wanita. Rasululllah saw bersabda : “Sesungguhnya wanita itu datang dalam wujud setan dan pergi dalam wujud setan. Para ulama menjelaskan bahwa ini adalah isyarat kepada hawa nafsu dan ajakan untuk memfitnah. Sebab sebagaimana diketahui bahwa Allah swt telah menciptakan dalam diri setiap lelaki hasrat kepada lawan jenis dan keinginan untuk menikmati pandangan kepada wanita dan apa saja yang berhubungan dengan wanita. Dengan demikian, wanita mirip dengan setan, akan ditinjau dari rayuannya kepada lelaki untuk melakukan kejahatan melalui godaan dan penampilannya. Kesimpulannya adalah hendaknya wanita tidak berada di tengah kaum lelaki kecuali jika ada keperluan mendesak. Sebaliknya kaum lelaki diharuskan menjaga pandangan mata ketika melihat busana wanita dan memalingkan pandangan daripadanya sama sekali.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh penelanjangan wanita lebih besar daripada penelanjangan laki-laki. Hal ini telah disadari oleh musuh-musuh Islam sehingga mereka mengatakan, “Tidak ada jalan pintas untuk menghancurkan Islam lebih cepat daripada propaganda untuk menyerukan para wanita keluar rumah dan bepergian dengan busana yang menampakkan aurat.” Oleh sebab itu, kita menyaksikan bahwa perhatian-perhatian rumah mode tertumpu pada busana kaum wanita. Mereka tekun merancang mode-mode hasil inspirasi setan, sekali waktu menampilkan mode yang memperlihatkan bagian anggota tubuh tertentu, dan sekali waktu menutup bagian tubuh itu dan mempertotonkan bagian tubuh yang lain.
Sebagian wanita tidak waspada pada peringatan Allah, malah berjalan mengikuti langkah-langkah setan. Mereka melaksanakan apapun yang diperintahkan setan berupa perbuatan keji dan mungkar, menurut pada keinginan manusia-manusia yang setia pada setan sehingga dengan demikian ia telah menjadikan dirinya dalam golongan kedua penghuni neraka yang belum sempat disaksikan oleh Rasulullah, sebagaimana sabdanya,  Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum menyaksikannya. Orang-orang yang menggenggam cambuk mirip ekor sapi untuk memukuli orang. Kedua wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, mengajak sesama wanita untuk meniru perbuatannya, wanita-wanita yang menyeleweeng, kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapati wanginya, dan sungguh wangi surga itu didapati dalam perjalanan sejauh ini sampai ini.”
Hadis tersebut memberitahukan kepada wanita tentang pakaian yang diperintahkan dalam Islam. Dimana wanita merasa mereka telah berpakaian, tetapi sebenarnya mereka dikatakan telanjang, sebab mereka mengenakan pakaian yang tipis sehingga menampakkan kulit mereka. Atau dapat diartikan mereka terbungkus pakaian lahir tetapi telanjang dari busana takwa.  Dalam menggunakan kerudung wanita juga sering menjadikan kepala mereka tampak lebih besar, hingga terlihat seperti punuk unta dan mempertontonkannya kepada lelaki yang tidak dihalalkan bagi mereka. Betapa ruginya wanita-wanita tersebut yang sebenarnya dengan jilbab atau kerudung mereka tampil anggun, tetapi karena niat dan tata cara mereka menggunakan kerudung yang tidak mengikuti syar’i mereka malah tidak akan masuk surga bahkan tidak mungkin untuk mencium wanginya.
Semua dapat terjadi sebab setan masuk melalui pintu yang disukai wanita, yaitu kegemaran untuk berdandan dan menjerumuskan kaum lelaki dalam fitnah dengan tubuh wanita sebagai umpannya. Rasulullah memperingatkan dalam sabdanya : “Tidak ada fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki melebihi fitnah wanita. Jagalah dirimu dari wanita, karena sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil disebabkan oleh wanita.”
Semua wanita pasti tidak ingin dikatakan sebagai umpan setan. Oleh karena itu, dengan keanggunan jilbab dan pakaian syar’i akan melindungi wanita dari fitnah  menggoda pria. Keanggunan jilbab juga harus diiringi dengan perilaku yang sesuai dengan syariat Islam. Karena dengan diiringi dengan perilaku yang baik akan menambah keanggunan dari jilbab yang digunakannya. Misalnya bertutur kata yang lembut, berhati mulia, bersahabat, ramah, dan lain sebagainya.
Pilihan setan jatuh pada wanita berjilbab yang tidak mengerti apa alasan memakai jilbab. Ia hanya mengerti bahwa itu pakaian keagamaan, tetapi tidak mengetahui ayat maupun hadis yang khusus berbicara tentang hijab dan tidak pula mengerti hikmah dan tujuan dibalik perintah menutup seluruh anggota badannya dari pandangan lelaki asing. Jilbab melindungi wanita dari mata pencuri, layaknya permata berharga yang disimpan di dalam lemari yang terkunci. Jilbab adalah keimanan dan ketakwaan, ketaatan dan ibadah, kesucian diri dan kebersihan, ketertutupan dan rasa malu, pengagungan dan penghargaan, etika dan kesempurnaan, jati diri, serta kehormatan dan kemuliaan.
Berikut ini adalah bisikan-bisikan setan yang menjadi penyebab atau alasan klasik para wanita muslimah pada saat ini,  ketika mereka ditanya mengapa masih enggan berjilbab atau berhijab, diantaranya adalah sebagai berikut.
1)      Belum siap, hal ini merupakan alasan nomor satu yang paling sering didengar. Sebenarnya siap atau tidak siapnya seseorang yang menentukan adalah dirinya sendiri dan bukan orang lain. Kebanyakan orang justru merasa siap setelah mereka berhijab dan bukan sebaliknya.
2)      Menghijabkan hati terlebih dahulu, sebenarnya  tidak ada batasan dan ukuran yang jelas sampai di titik mana seseorang dikatakan berhasil menghijabkan hati. Padahal, Allah sendiri sudah memerintahkan untuk menghijabkan kepala, bukan hati. Kalau menunggu berhijab saat hati sudah bersih dan perilaku seperti Siti Aisyah pasti akan sangat lama. Maka lebih baik mulai menghijabkan kepala dulu sambil pelan-pelan memperbaiki hati.
3)      Belum dapat hidayah, hidayah itu harus dicari dan tidak serta-merta jatuh dari langit.  Sebenarnya cara mendapat hidayah-Nya adalah selalu mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
4)      Panas dan merusak rambut, alasan berhijab itu panas dan bisa merusak rambut itu sangat berlebihan. Sekarang ini mode busana muslimah sudah sangat modern, apa lagi sudah ada beragam produk kecantikan yang bisa melindungi rambut dari kerusakan atau kekeringan saat memakai hijab.
5)      Susah dapat rezeki atau pekerjaan, ini merupakan alasan yan sangat klasik sekali. Sebenarnya Allah sudah mengatur rezeki, nasib, dan jodoh setiap manusia. Jadi sangatlah  tidak logis takut kekurangan rezeki karena memakai hijab. Bukan hijab yang harus "disalahkan" ketika tidak mendapatkan rezeki atau pekerjaan, tapi mungkin usaha dan doa yang belum maksimal untuk menjemput rezeki dari-Nya.
2.3 Berjilbab itu Anggun
Jika seorang wanita meninggalkan rumahnya dengan tertutup dalam batas-batas yang telah diajarkan di dalam Islam, hal ini menyebabkan penghormatan yang lebih besar baginya. Hal ini dapat menghindarkannya dari gangguan laki-laki yang tidak bermoral dan tidak mempunyai sopan-santun.
Peradaban modern yang mencampakkan jilbab atau hijab benar-benar berlawanan dengan fitrah manusia. Sesungguhnya perintah Al-Quran untuk berhijab, di samping merupakan fitrah, ia melindungi perempuan yang merupakan sumber kasih sayang dan teman setia abadi bagi suaminya dari kerendahan, kehinaan dan perbudakan secara makhrawi, serta kemalangan.
Hikmah hijab diantaranya adalah sebagai berikut.
1)      Hijab adalah fitrah bagi wanita sehingga mereka membutuhkannya. Wanita diciptakan dalam kondisi dan keadaan yang lemah lembut. Mereka sadar bahwa mereka membutuhkan keberadaan seorang pria yang bisa melindungi mereka dan anak-anak yang sangat mereka cintai lebih dari diri sendiri. Oleh karena itu, wanita memiliki kecenderungan fitrah untuk membuat dirinya dicintai, tidak dibenci, dan tidak ditolak secara kasar oleh orang lain.
2)      Hubungan erat dan kecintaan mendalam antara seorang pria dan wanita tidak hanya merupakan kebutuhan duniawi. Seorang wanita tidak hanya menjadi pendamping suami di dunia saja, tetapi ia juga menjadi pendampingnya dalam kehidupan yang abadi. Oleh karena itu, ia harus berusaha agar tidak menarik perhatian orang lain pada kecantikan dirinya, selain suaminya yang merupakan sahabat dan pendampingnya. Di samping itu, ia juga harus berusaha agar suaminya tidak terusik, murka, dan cemburu. Seorang istri harus mempersembahkan kecantikan dan cintanya hanya kepada suami sebagaimana hal itu merupakan tuntutan fitrah kemanusiaannya. Jika tidak, ia akan kehilangan banyak hal.
3)      Kebahagiaan keluarga dalam hidup ini bergantung kepada adanya rasa saling percaya, hormat yang tulus, dan cinta di antara suami istri. Berhias dan melihatkan aurat tentu saja merusak kepercayaan, pernghormatan, dan kecintaan diantara mereka. Kondisi ini tentu saja membuka peluang untuk munculnya hasrat kotor di dalam jiwa, selain bisa melenyapkan kecintaan yang tulus dan penghormatan yang ada. Hal ini disebabkan oleh adanya fitrah menusia yang tidak akan mempunyai pikiran kotor terhadap mahram, saudara perempuan misalnya, karena kemahraman tadi memunculkan sebuah kasih sayang dan kecintaan yang bersumber dari adanya hubungan kekeluargaan.
4)      Seperti telah diketahui bersama, banyaknya keturunan diinginkan oleh semua orang. Rasulullah saw bersabda: “ Nikah dan perbanyaklah jumlah kalian sebab aku bangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat yang lain pada hari kiamat.”  Membuka hijab dan berhias tentu saja tidak memperbanyak pernikahan, bahkan menguranginya karena betapa pun bejatnya seorang pemuda, ia tetap meninginkan pasangan hidup yang suci dan tak ternoda. Ia tidak mau pasangan hidupnya buka-bukaan seperti dirinya.  Berhias dan penampakan aurat yang merangsang hawa nafsu dan syahwat tentu saja bisa memicu timbulnya pelanggaran, lemahnya keturunan, dan rusaknya semua ketaatan.
Allah memerintahkan sesuatu pasti ada manfaatnya untuk kebaikan manusia. Dan setiap yang benar-benar manfaat dan dibutuhkan manusia dalam kehidupannya, pasti disyariatkan atau diperintahkan oleh-Nya. Di antara perintah Allah itu adalah berjilbab bagi wanita muslimah.  Berikut ini beberapa manfaat berjilbab menurut Islam dan ilmu pengetahuan.
1)      Selamat dari adzab Allah (adzab neraka)
Wanita muslimah yang teguh hati dengan keanggunan jilbabnya akan selamat dari adzab Allah dan akan mendapatkan hadiah terindah yang kekal yaitu surganya Allah swt. Sedangkan wanita yang tidak menjaga auratnnya tidak akan dapat mencium wangi surga sekalipun.
2)      Memelihara kecemburuan laki-laki
Sifat cemburu adalah sifat yang telah Allah swt tanamkan kepada hati laki-laki agar lebih menjaga harga diri wanita yang menjadi mahramnya. Cemburu merupakan sifat terpuji dalam Islam. “Allah itu cemburu dan orang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin menghampiri apa yang diharamkan-Nya.” (HR. Muslim). Bila jilbab ditanggalkan, rasa cemburu laki-laki akan hilang. Sehingga jika terjadi pelecehan tidak ada yang akan membela.
3)      Akan seperti biadadari surga
Dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya, mereka tak pernah disentuh seorang manusia atau jin pun sebelumnya.” (QS. Ar-Rahman: 56)
Mereka laksana permata yakut dan marjan.” (QS. Ar-Rahman: 58)
Mereka laksan telur yang tersimpan rapi.” (QS. Ash-Shaffaat: 49)
Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga. Yaitu menundukkan pandangan, tak pernah disentuh oleh yang bukan mahramnya, yang senantiasa dirumah untuk menjaga kehormatan diri. Wanita inilah merupakan perhiasan yang amatlah berharga.
4)      Mencegah penyakit kanker kulit
Kanker adalah sekumpulan penyakit yang menyebabkan sebagian sel tubuh berubah sifatnya. Kanker kulit adalah tumor-tumor yang terbentuk akibat kekacauan dalam sel yang disebabkan oleh penyinaran, zat-zat kimia, dan sebagainya.
Oleh karena itu, cara untuk melindungi tubuh dari kanker kulit adalah dengan menutupi kulit. Salah satunya dengan berjilbab. Karena dengan berjilbab, kita melindungi kulit kita dari sinar ultraviolet yang sangat berbahaya. Melindungi tubuh bukan dengan memakai kerudung gaul dan baju ketat. Karena hal itu percuma saja. Karena sinar UV masih bisa menembus pakaian yang ketat apalagi pakaian transparan. Berjilbab disini haruslah sesuai kriteria jilbab.

5)      Memperlambat gejala penuaan
Penuaan adalah proses alamiah yang sudah pasti dialami oleh semua orang yaitu lambatnya proses pertumbuhan dan pembelahan sel-sel dalam tubuh. Gejala-gejala penuaan antara lain adalah rambut memutih, kulit keriput, dan lain-lain.
Jilbab adalah kewajiban untuk setiap muslimah. Dan jilbab pun memiliki manfaat. Ternyata tak sekedar membawa manfaat ukhrawi namun banyak juga manfaat duniawinya. Jilbab tak hanya sekedar menjaga iman dan takwa pemakainya, namun juga membuat kulit terlindungi dari penyakit kanker dan proses penuaan.       
Wanita tak berjilbab tak ubahnya buah yang bergelantungan di ranting dan menjuntai keluar dari dinding kebun sehingga setiap orang yang melintas dapat menjulurkan tangan untuk memetiknya. Atau bak sekuntum bunga yang menggoda setiap orang untuk memetiknya. Hijab atau jilbab merupakan penjaga dan pengaman terbaik yang mampu melindungi kaum wanita dari ancaman marabahaya. Dalam hal ini, kelas terbaik untuk menguji dan mengajarkan pelajaran hijab kepada kaum wanita adalah shalat. Ini lantaran setiap harinya sebanyak lima kali, seorang wanita berkewajiban untuk mengenakan jilbab dengan sempurna dan berdiri menghadap Tuhan yang Maha Esa serta bermunajat kepada-Nya.
Jika begitu banyak manfaat yang didapatkan wanita muslimah jika mereka teguh hati dengan keanggunannya berjilbab, masihkah ada alasan-alasan mereka untuk masih tidak mau mengenakan jilbab yang sebenarnya alasan-alasan tersebut hanyalah bisikan-bisikan setan yang terkutuk.
Keanggunan berjilbab tidak hanya terlihat dari penampilan lahiriah tetapi juga terlihat dari penampilan ruhaniah. Keanggunan berjilbab juga tidak hanya membawa ketenangan hidup dunia, tetapi juga sudah mendapat jaminan surga yang tidak dapat dibayangkan keindahannya di akhirat kelak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Allah memerintahkan sesuatu pasti ada manfaatnya untuk kebaikan manusia. Dan setiap yang benar-benar bermanfaat dan dibutuhkan manusia dalam kehidupannya, pasti disyariatkan atau diperintahkan oleh-Nya. Di antara perintah Allah itu adalah berjilbab bagi wanita muslimah.  Dengan berjilbab wanita muslimah terlihat anggun. Keanggunanya tidak hanya yang terlihat oleh kasat mata,  tetapi juga keanggunan yang dapat dirasakan oleh orang yang berada disekelilingmya karena yang berhijab bukan sekedar lahirnya tetapi juga batinnya.
Berjilbab itu sungguhlah menjadikan wanita muslimah itu anggun. Keanggunan yang sangat mahal harganya. Keanggunannya ibarat permata berlian yang tersimpan di dalam lemari yang terkunci. Dimana tidak sembarang orang yang dapat menikmati keindahan, kecantikan serta keanggunannya.
3.2 Saran
Wanita muslimah hendaklah mampu melawan godaan hawa nafsunya untuk menampakkan keindahan dan kecantikannya kepada orang-orang yang dilarang di dalam agama Islam untuk melihatnya. Karena jika ia mampu melawan hawa nafsunya tersebut dan berhijab karena Allah maka ia akan mendapatkan indahnya surga Allah di akirat nanti. Hadiah yang tidak dapat dinilai harganya. Karena jika memang berhijab karena Allah maka ia akan teguh pula dalam beribadah kepada Allah.
Anggapan yang harus diperbaiki saat ini adalah bahwa jilbab bukanlah sekedar penutup kepala, tetapi juga penutup seluruh aurat  wanita yang mampu menjaga perhiasan-perhiasannya. Kepada wanita muslimah marilah berjilbab, karena berjilbab itu anggun.

Sunah Menjawab Azan dan Iqamah


Disunahkan bagi yang mendengar adzan, menjawabnya dengan bacaan yang sama sesuah dengan bacaan adzan dan iqamah, kecuali pada kalimat ; "HAYYA 'ALASH-SHALAAH" dan " HAYYA 'ALAL-FALAAH," dijawab dengan kalimat ; 
لاحول ولاقوة إلا بالله
"LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAAH
Artinya :
"Tidak ada daya upaya dan tidak ada kekuatan, kecuali dengan pertolöngan ALLAH."
Di waktu adzan subuh, pada bacaan di bawah ini :
الصلاة خير من النوم
"ASH-SHALAATU KHAIRUM MINAN-NAUUM....2X
Artinya :
"Sholat itu lebih baik daripada tidur."
Bagi yang mendengar disunahkan menjawab dengan ucapan ;
صدقت وبررت وانا علي دلك من الشاهدين
SHADAQTA WA BARARTA WA ANNA 'ALAA DZAALIKA MINASY-SYAHIDIIN.
Artinya :
"Benar dan baguslah ucapanmu itu dan aku pun atas yang demikian termasuk orang - orang yang menyaksikam.'

Jawaban Bagi Yang Mendengar Iqamah
Bagi yang mendengar iqamah, dijawab dîjawab sama dengan kalimat yang diucapkan oleh muadzin, kecuali pada kalimat ; "QAD QAAMATISH,..", maka dijawab dengan ucapan di bawah ini ;
اقامها الله وادامها وجعلني من صا لحي اهلها
"AQAAMAHALLAAHU WA ADAAMAHAA WA JA'ALANNII MIN SHAALIHII AHLIHAA."
Artinya :
"Semoga Allah mendirikan shalat itu dengan kekalnya, dan semoga Allah menjadikan aku ini, dari golongon orang yang sebaik - baiknya ahli shalat."