Berjilbab Itu Anggun
Diajukan untuk Mengikuti Lomba Menulis Paper
Dalam Rangka Memperingati Hari Ibu
Oleh : Riska Perwati
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang kecantikan pada manusia, biasanya
pembicaraan itu hanya dikaitkan dengan wanita. Ini disebabkan wanita memiliki
kecantikan dan kemampuan menampilkannya serta memiliki perhatian lebih besar
daripada pria. Ini adalah naluri yang dianugerahkan Allah untuk wanita. Dapat
disimpulkan dua hal pokok yang menjadi daya tarik terhadap wanita. Pertama, merupakan sesuatu yang sudah
melekat pada dirinya, seperti bentuk badan, warna kulit, mata, hidung, telinga,
dan sebagainya. Kedua, adalah sesuatu
yang ditambahkan pada tempat-tempat tertentu pada badan wanita, seperti gelang,
cincin, kalung, dan semacamnya adalah alat-alat yang digunakan sebagai hiasan
dalam rangka menampakkan keindahan dan kecantikan.
Islam juga mengajarkan tentang keindahan. Sebagaimana
sabda Rasulullah saw : “ Sesungguhnya
Allah itu indah, suka kepada yang indah.” (HR. Muslim). Keindahan dan
keanggunan wanita akan semakin terlihat jika wanita tersebut bisa menghias diri
dengan pakaian yang diharuskan di dalam Islam. Islam mengatur mulai dari bahan
dasar pakaian, tata cara berpakaian, hingga batasan-batasan dalam berpakaian.
Keanggunan wanita yang berpakaian islami lebih dapat
terlihat dibandingkan dengan wanita yang memperlihatkan perhiasan-perhiasan
mereka. Perhiasan-perhiasan yang dimaksudkan adalah anggota-anggota tubuh
wanita yang seharusnya hanya boleh mereka perlihatkan kepada mahram mereka.
Keanggunan wanita muslimah terlihat dari pakaian yang mereka kenakan, yaitu
pakaian yang mampu menjaga perhiasan mereka. Serta keanggunan jilbab yang
memancarkan kecantikan dan keindahan alami. Selain itu juga keindahan dan
kecantikan hati yang terpancar karena akidah dan akhlak wanita muslimah yang
berpedoman pada Al-Qur’an dan hadis Rasulullah saw.
Oleh karena itu, wanita muslimah haruslah mengetahui
batasan-batasan aurat mereka dan pakaian yang seharusnya mereka kenakan serta
manfaatnya bagi mereka, dimana jilbab yang mereka kenakan bukan membatasi ruang
gerak mereka tetapi menambah keanggunan mereka.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah
pakaian yang seharusnya digunakan wanita muslimah?
1.2.2
Mengapa masih banyak wanita muslimah yang tidak menggunakan pakaian yang
diharuskan di dalam Islam?
1.2.3
Mengapa berjilbab itu anggun?
1.3 Tujuan
Wanita
muslimah dapat mengetahui pakaian yang seharusnya mereka kenakan serta keanggunan
berjilbab bagi mereka. Selain itu wanita muslimah juga dapat mengetahui
penyebab-penyebab mengapa masih banyak wanita yang beragama Islam enggan
berpakaian secara islami.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pakaian Wanita Muslimah
“ Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang
diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk
dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang,
itulah kesenanangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
baik.” (QS. Ali-Imran : 14)
Wanita
adalah makhluk Allah yang istimewa. Wanita diciptakan dengan kecantikan dan
keindahan serta kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki pria. Tetapi, wanita
tidak boleh menampakkan keindahan dan kecantikannya tersebut kepada orang-orang
yang tidak boleh melihatnya atau dikenal dengan istilah tabarruj.
Pada
dasarnya wanita dan pria menempati martabat atau derajat yang sama, punya
kewajiban dan tanggung jawab yang sama pula. Pria diciptakan Allah dengan tabiat suka
kepada wanita, disamping kesukaannya kepada harta benda dan kekayaan. Untuk
mencapai nafsu dan keinginannya itu ia tidak segan-segan untuk mengorbankan
tenaga, pikiran, bahkan jiwanya sekalipun. Oleh karena itu, wanita haruslah
dapat menjaga dirinya dari hawa nafsu pria-pria yang tidak teguh imannya. Salah
satunya adalah mampu menjaga pakaiannya, disamping perilaku dan juga
pergaulannya.
“ Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang mukmin : “ Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh
tubuh mereka ”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”
(QS. Al-Ahzab : 59)
Ayat
Al-Quran tersebut memerintahkan wanita muslimah untuk berjilbab, jilbab adalah
baju jubah atau pakaian longgar bagi wanita yang menutupi seluruh anggota tubuh
atau auratnya. Hal ini merupakan
identitas fisik wanita beriman, sekaligus membedakan secara tegas antara wanita
yang beriman dan tidak beriman. Dalam keilmuan Islam, jilbab dalam makna ini
lebih sering disebut dengan hijab. Hijab menurut Al-Quran artinya penutup
secara umum, tetapi hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang
pantas sesuai dengan tuntunan agama.
“
Katakanlah kepada wanita-wanita beriman, “hendaklah mereka menahan
pandangannya, memelihara kemaluannnya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang biasa tampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya,
serta janganlah menampakkan perhiasan kecuali kepada suami mereka, atau ayah
mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera
suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang
belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan kaki
mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kalian
kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung.
(QS. An-Nur : 31)
Kerudung
yang dimaksudkan pada firman Allah diatas adalah kain penutup kepala dalam
bentuk apapun, yang wajib ditutup bukan hanya kepalanya saja tetapi juga bagian
dada dan sekitarnya. Ayat tersebut menerangkan secara jelas kewajiban para
wanita muslim agar menutup kepala dan dadanya. Maka barangsiapa melepaskannya
sehingga rambut kepalanya dan bagian atas dadanya terbuka sama sekali, berarti
dia tidak menghormati perintah Allah swt, apalagi melaksanakannya. Wanita yang
demikian itu tergolong wanita-wanita yang berbuat maksiat dan memancing
kemurkaan Allah dan siksa-Nya.
Dalam
ayat tersebut Allah swt tidak memberikan batasan khusus terhadap jenis-jenis
perhiasan wanita yang tidak boleh diperlihatkan. Baik perhiasan yang dikenakan
pada tubuhnya maupun pada pakaiannya. Hal ini membuktikan secara jelas bahwa
seluruh anggota tubuh wanita adalah bagian dari perhiasan itu sendiri, selain
perhiasan yang dikenakannya. Wanita muslimah yang benar-benar bertakwa adalah
wanita yang mampu membatasi dirinya dalam berhias karena takut terhadap siksaan
Allah swt dan kemurkaan-Nya.
Perhiasan
adalah segala sesuatu yang dapat menambah kecantikan, keindahan, keelokan, dan
keanggunan pemakainya. Perhiasan ini tidak terbatas pada emas permata, mode dan
jenis pakaian, atau barang-barang berharga lainnya yang biasa dikenakan para
wanita untuk mempercantik dirinya. Tidak juga terbatas pada alat-alat kosmetik
seperti lipstik, bedak, dan lain-lain, tetapi juga perhiasan paling utama yang
telah Allah ciptakan dalam diri setiap wanita berupa keserasian dan keindahan
postur tubuhnya serta kecantikan yang menjadi fitrahnya.
Melalui
ayat tersebut Allah juga secara tegas melarang para wanita muslimah untuk
menarik perhatian orang lain dengan perhiasan-perhiasan yang dikenakan di balik
pakaiannya. Misalnya pakaian yang terlalu tipis, meskipun longgar dan sekilas
tidak menampakkan keindahan tubuh pemakainya, namun, pada saat dia bergerak,
berjalan atau terkena sedikit hembusan angin, akan menampakkan lekuk-lekuk
tubuhnya. Ini sama halnya dengan bergemerincingnya suara perhiasan yang
dikenakan pada saat ia bergerak atau berjalan, meskipun tersembunyi dibalik
pakaian.
Telah
berkata Aisyah : “Sesungguhnya Asma binti Abi Bakr datang berjumpa kepada Nabi
saw. dengan memakai pakaian yang jarang, maka Nabi saw. berpaling sambil
berkata : Hai Asma! Sesunggguhnya seorang wanita apabila baligh, tidak boleh
dilihat daripadanya melainkan ini dan ini sambil Nabi isyaratkan kepada muka
dan dua tangan.” (HR. Abu Dawud)
Hadis
Rasulullah ini menerangkan bahwa ada kelonggaran kepada para wanita yaitu untuk
membuka wajah dan telapak tangannya dengan tanpa hiasan apapun. Alangkah
bijaksananya ketetapan Allah swt kepada para wanita, sehingga tidak ada mata
yang berhak menikmati kecantikannya selain mata suaminya dan orang-orang yang
oleh agama tidak dilarang untuk melihatnya dengan batasan-batasan tertentu pula.
Semua itu laksana benteng kokoh yang melindungi dirinya dan mejaga
kehormatannya serta menjauhkan pandangan mata orang-orang fasik yang berlumur
dosa.
Muslimah
diperintahkan berjilbab, karena secara generik, seorang muslim atau muslimah
jenis manusia yang berbeda dari manusia kebanyakan, dan seharusnya, juga paling
sehat akal dan logikanya. Ada berbagai macam manusia di atas muka bumi ini.
Tapi, tidak semua mau patuh, tunduk, dan pasrah diatur oleh Zat Maha Pengatur,
Allah swt. Manusia yang memutuskan menjadi orang islam atau menjadi muslim,
artinya adalah manusia yang seharusnya juga mau tunduk, patuh, dan pasrah
diatur oleh Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana itu. Allah meminta
kaum muslimah untuk mengenakan jilbab semata-mata demi melindungi dirinya
sendiri. Allah meminta muslimah mengikuti aturan-Nya semata-mata karena Allah
lebih tahu hal yang akan meyelamatkan manusia muslimah.
Wanita
berjilbab laksana permata berharga yang dikhawatirkan akan diketahui oleh mata
para pencuri. Oleh sebab itu, Allah menutupi diri wanita dan mengistimewakan
wanita dengan jilbab, sehingga keanggunan wanita muslimah berbeda dengan
wanita-wanita musyrik, karena keanggunan jilbab wanita muslimah amat mahal,
mulia, dan terhormat. Jilbab yang
sempurna adalah dengan cara menutup semua anggota badan wanita. Jilbab bukanlah
semata-mata perhiasan tubuh, tidak berwarna mencolok dan mengundang perhatian,
tebal dan tidak transparan sehingga menampakkan warna kulit, longgar dan tidak
ketat sehingga menggambarkan bentuk tubuh, tidak berbau wangi yang berlebihan,
tidak manmpakkan corak kesamaan dengan busana laki-laki atau dengan busana wanita
kafir, dan juga sederhana tidak terkesan mewah.
2.2
Penyebab Wanita Melanggar Aturan Berpakaian Islami
Allah SWT berfirman :
Hai
anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia
telah mengeluarkan kedua ibu ayahmu dari suraga, ia menanggalkan dari keduanya
pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. (QS. Al-A’raf : 27)
Ini
adalah peringatan keras dari Allah kepada manusia agar waspada dan tidak
membiarkan setan memfitnah dirinya. Allah telah menyingkap permainan besar
setan yang menjadi sumber dari segala kejahatan, bencana, dan kerusakan. Setan
memiliki strategi untuk merusak umat dan bangsa serta merobohkan akhlak dan
agama dari jiwa manusia, dan strategi itu tidak lain adalah menelanjangi aurat.
Aurat bagi wanita adalah seluruh tubuhnya, kecuali kedua telapak tangan dan
muka.
Inilah
strategi setan yang yang akan terus berlangsung pada abad saat ini dan akan
berlanjut hingga beberapa abad mendatang. Di setiap masa dan tempat, selalu
saja ada pihak yang berdiri sebagai pelaksana strategi itu atas perintah setan,
strategi yang sama, yakni melucuti busana Bani Adam untuk memperlihatkan aurat
mereka. Setan menekankan siasat melucuti busana wanita, sebab ia adalah umpan
setan. Hasan bin Salih bertutur, “ Aku mendengar setan mengatakan kepada
wanita, ‘Engkau adalah separuh pasukanku, engkau adalah anak panahku yang
kulepaskan dan tidak pernah luput sasaran, engkau adalah tempat menyimpan
rahasiaku dan engkau adalah utusanku untuk mewujudkan keinginanku’.”
Sehubungan
dengan itu Rasulullah saw bersabda : “Wanita
itu aurat, maka jika dia bepergian, setan mengintainya”. Setan senantiasa
mengarahkan pandangan mata lelaki kepada wanita. Rasululllah saw bersabda : “Sesungguhnya wanita itu datang dalam wujud
setan dan pergi dalam wujud setan. Para ulama menjelaskan bahwa ini adalah
isyarat kepada hawa nafsu dan ajakan untuk memfitnah. Sebab sebagaimana diketahui
bahwa Allah swt telah menciptakan dalam diri setiap lelaki hasrat kepada lawan
jenis dan keinginan untuk menikmati pandangan kepada wanita dan apa saja yang
berhubungan dengan wanita. Dengan demikian, wanita mirip dengan setan, akan
ditinjau dari rayuannya kepada lelaki untuk melakukan kejahatan melalui godaan
dan penampilannya. Kesimpulannya adalah hendaknya wanita tidak berada di tengah
kaum lelaki kecuali jika ada keperluan mendesak. Sebaliknya kaum lelaki
diharuskan menjaga pandangan mata ketika melihat busana wanita dan memalingkan
pandangan daripadanya sama sekali.
Kerusakan
yang ditimbulkan oleh penelanjangan wanita lebih besar daripada penelanjangan
laki-laki. Hal ini telah disadari oleh musuh-musuh Islam sehingga mereka
mengatakan, “Tidak ada jalan pintas untuk menghancurkan Islam lebih cepat
daripada propaganda untuk menyerukan para wanita keluar rumah dan bepergian
dengan busana yang menampakkan aurat.” Oleh sebab itu, kita menyaksikan bahwa
perhatian-perhatian rumah mode tertumpu pada busana kaum wanita. Mereka tekun
merancang mode-mode hasil inspirasi setan, sekali waktu menampilkan mode yang
memperlihatkan bagian anggota tubuh tertentu, dan sekali waktu menutup bagian
tubuh itu dan mempertotonkan bagian tubuh yang lain.
Sebagian
wanita tidak waspada pada peringatan Allah, malah berjalan mengikuti
langkah-langkah setan. Mereka melaksanakan apapun yang diperintahkan setan
berupa perbuatan keji dan mungkar, menurut pada keinginan manusia-manusia yang
setia pada setan sehingga dengan demikian ia telah menjadikan dirinya dalam
golongan kedua penghuni neraka yang belum sempat disaksikan oleh Rasulullah,
sebagaimana sabdanya, “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku
belum menyaksikannya. Orang-orang yang menggenggam cambuk mirip ekor sapi untuk
memukuli orang. Kedua wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, mengajak
sesama wanita untuk meniru perbuatannya, wanita-wanita yang menyeleweeng,
kepala mereka bagaikan punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga
dan tidak akan mendapati wanginya, dan sungguh wangi surga itu didapati dalam
perjalanan sejauh ini sampai ini.”
Hadis
tersebut memberitahukan kepada wanita tentang pakaian yang diperintahkan dalam
Islam. Dimana wanita merasa mereka telah berpakaian, tetapi sebenarnya mereka
dikatakan telanjang, sebab mereka mengenakan pakaian yang tipis sehingga
menampakkan kulit mereka. Atau dapat diartikan mereka terbungkus pakaian lahir
tetapi telanjang dari busana takwa.
Dalam menggunakan kerudung wanita juga sering menjadikan kepala mereka tampak
lebih besar, hingga terlihat seperti punuk unta dan mempertontonkannya kepada
lelaki yang tidak dihalalkan bagi mereka. Betapa ruginya wanita-wanita tersebut
yang sebenarnya dengan jilbab atau kerudung mereka tampil anggun, tetapi karena
niat dan tata cara mereka menggunakan kerudung yang tidak mengikuti syar’i
mereka malah tidak akan masuk surga bahkan tidak mungkin untuk mencium
wanginya.
Semua
dapat terjadi sebab setan masuk melalui pintu yang disukai wanita, yaitu
kegemaran untuk berdandan dan menjerumuskan kaum lelaki dalam fitnah dengan
tubuh wanita sebagai umpannya. Rasulullah memperingatkan dalam sabdanya : “Tidak ada fitnah sepeninggalku yang lebih
berbahaya bagi kaum lelaki melebihi fitnah wanita. Jagalah dirimu dari wanita,
karena sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil disebabkan
oleh wanita.”
Semua
wanita pasti tidak ingin dikatakan sebagai umpan setan. Oleh karena itu, dengan
keanggunan jilbab dan pakaian syar’i akan melindungi wanita dari fitnah menggoda pria. Keanggunan jilbab juga harus
diiringi dengan perilaku yang sesuai dengan syariat Islam. Karena dengan
diiringi dengan perilaku yang baik akan menambah keanggunan dari jilbab yang
digunakannya. Misalnya bertutur kata yang lembut, berhati mulia, bersahabat,
ramah, dan lain sebagainya.
Pilihan
setan jatuh pada wanita berjilbab yang tidak mengerti apa alasan memakai jilbab.
Ia hanya mengerti bahwa itu pakaian keagamaan, tetapi tidak mengetahui ayat
maupun hadis yang khusus berbicara tentang hijab dan tidak pula mengerti hikmah
dan tujuan dibalik perintah menutup seluruh anggota badannya dari pandangan
lelaki asing. Jilbab melindungi wanita dari mata pencuri, layaknya permata
berharga yang disimpan di dalam lemari yang terkunci. Jilbab adalah keimanan
dan ketakwaan, ketaatan dan ibadah, kesucian diri dan kebersihan, ketertutupan
dan rasa malu, pengagungan dan penghargaan, etika dan kesempurnaan, jati diri,
serta kehormatan dan kemuliaan.
Berikut
ini adalah bisikan-bisikan setan yang menjadi penyebab atau alasan klasik para
wanita muslimah pada saat ini, ketika
mereka ditanya mengapa masih enggan berjilbab atau berhijab, diantaranya adalah
sebagai berikut.
1) Belum
siap, hal ini merupakan alasan nomor satu yang paling sering didengar. Sebenarnya
siap atau tidak siapnya seseorang yang menentukan adalah dirinya sendiri dan
bukan orang lain. Kebanyakan orang justru merasa siap setelah mereka berhijab
dan bukan sebaliknya.
2) Menghijabkan
hati terlebih dahulu, sebenarnya tidak
ada batasan dan ukuran yang jelas sampai di titik mana seseorang dikatakan
berhasil menghijabkan hati. Padahal, Allah sendiri sudah memerintahkan untuk
menghijabkan kepala, bukan hati. Kalau menunggu berhijab saat hati sudah bersih
dan perilaku seperti Siti Aisyah pasti akan sangat lama. Maka lebih baik mulai
menghijabkan kepala dulu sambil pelan-pelan memperbaiki hati.
3) Belum
dapat hidayah, hidayah itu harus dicari dan tidak serta-merta jatuh dari
langit. Sebenarnya cara mendapat
hidayah-Nya adalah selalu mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
4) Panas
dan merusak rambut, alasan berhijab itu panas dan bisa merusak rambut itu
sangat berlebihan. Sekarang ini mode busana muslimah sudah sangat modern, apa
lagi sudah ada beragam produk kecantikan yang bisa melindungi rambut dari
kerusakan atau kekeringan saat memakai hijab.
5) Susah
dapat rezeki atau pekerjaan, ini merupakan alasan yan sangat klasik sekali.
Sebenarnya Allah sudah mengatur rezeki, nasib, dan jodoh setiap manusia. Jadi
sangatlah tidak logis takut kekurangan
rezeki karena memakai hijab. Bukan hijab yang harus "disalahkan"
ketika tidak mendapatkan rezeki atau pekerjaan, tapi mungkin usaha dan doa yang
belum maksimal untuk menjemput rezeki dari-Nya.
2.3
Berjilbab itu Anggun
Jika
seorang wanita meninggalkan rumahnya dengan tertutup dalam batas-batas yang
telah diajarkan di dalam Islam, hal ini menyebabkan penghormatan yang lebih
besar baginya. Hal ini dapat menghindarkannya dari gangguan laki-laki yang
tidak bermoral dan tidak mempunyai sopan-santun.
Peradaban
modern yang mencampakkan jilbab atau hijab benar-benar berlawanan dengan fitrah
manusia. Sesungguhnya perintah Al-Quran untuk berhijab, di samping merupakan
fitrah, ia melindungi perempuan yang merupakan sumber kasih sayang dan teman
setia abadi bagi suaminya dari kerendahan, kehinaan dan perbudakan secara makhrawi,
serta kemalangan.
Hikmah
hijab diantaranya adalah sebagai berikut.
1)
Hijab adalah fitrah bagi wanita sehingga
mereka membutuhkannya. Wanita diciptakan dalam kondisi dan keadaan yang lemah
lembut. Mereka sadar bahwa mereka membutuhkan keberadaan seorang pria yang bisa
melindungi mereka dan anak-anak yang sangat mereka cintai lebih dari diri
sendiri. Oleh karena itu, wanita memiliki kecenderungan fitrah untuk membuat
dirinya dicintai, tidak dibenci, dan tidak ditolak secara kasar oleh orang
lain.
2)
Hubungan erat dan kecintaan mendalam
antara seorang pria dan wanita tidak hanya merupakan kebutuhan duniawi. Seorang
wanita tidak hanya menjadi pendamping suami di dunia saja, tetapi ia juga
menjadi pendampingnya dalam kehidupan yang abadi. Oleh karena itu, ia harus
berusaha agar tidak menarik perhatian orang lain pada kecantikan dirinya,
selain suaminya yang merupakan sahabat dan pendampingnya. Di samping itu, ia
juga harus berusaha agar suaminya tidak terusik, murka, dan cemburu. Seorang
istri harus mempersembahkan kecantikan dan cintanya hanya kepada suami
sebagaimana hal itu merupakan tuntutan fitrah kemanusiaannya. Jika tidak, ia
akan kehilangan banyak hal.
3)
Kebahagiaan keluarga dalam hidup ini
bergantung kepada adanya rasa saling percaya, hormat yang tulus, dan cinta di
antara suami istri. Berhias dan melihatkan aurat tentu saja merusak kepercayaan,
pernghormatan, dan kecintaan diantara mereka. Kondisi ini tentu saja membuka
peluang untuk munculnya hasrat kotor di dalam jiwa, selain bisa melenyapkan
kecintaan yang tulus dan penghormatan yang ada. Hal ini disebabkan oleh adanya
fitrah menusia yang tidak akan mempunyai pikiran kotor terhadap mahram, saudara
perempuan misalnya, karena kemahraman tadi memunculkan sebuah kasih sayang dan
kecintaan yang bersumber dari adanya hubungan kekeluargaan.
4)
Seperti telah diketahui bersama,
banyaknya keturunan diinginkan oleh semua orang. Rasulullah saw bersabda: “ Nikah dan perbanyaklah jumlah kalian sebab
aku bangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat yang lain pada
hari kiamat.” Membuka hijab dan
berhias tentu saja tidak memperbanyak pernikahan, bahkan menguranginya karena
betapa pun bejatnya seorang pemuda, ia tetap meninginkan pasangan hidup yang
suci dan tak ternoda. Ia tidak mau pasangan hidupnya buka-bukaan seperti
dirinya. Berhias dan penampakan aurat
yang merangsang hawa nafsu dan syahwat tentu saja bisa memicu timbulnya
pelanggaran, lemahnya keturunan, dan rusaknya semua ketaatan.
Allah
memerintahkan sesuatu pasti ada manfaatnya untuk kebaikan manusia. Dan setiap
yang benar-benar manfaat dan dibutuhkan manusia dalam kehidupannya, pasti
disyariatkan atau diperintahkan oleh-Nya. Di antara perintah Allah itu adalah
berjilbab bagi wanita muslimah. Berikut
ini beberapa manfaat berjilbab menurut Islam dan ilmu pengetahuan.
1) Selamat
dari adzab Allah (adzab neraka)
Wanita muslimah yang teguh hati dengan
keanggunan jilbabnya akan selamat dari adzab Allah dan akan mendapatkan hadiah
terindah yang kekal yaitu surganya Allah swt. Sedangkan wanita yang tidak
menjaga auratnnya tidak akan dapat mencium wangi surga sekalipun.
2) Memelihara
kecemburuan laki-laki
Sifat cemburu adalah sifat yang telah
Allah swt tanamkan kepada hati laki-laki agar lebih menjaga harga diri wanita
yang menjadi mahramnya. Cemburu merupakan sifat terpuji dalam Islam. “Allah itu cemburu dan orang beriman juga
cemburu. Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin menghampiri apa yang
diharamkan-Nya.” (HR. Muslim). Bila jilbab ditanggalkan, rasa cemburu
laki-laki akan hilang. Sehingga jika terjadi pelecehan tidak ada yang akan
membela.
3) Akan
seperti biadadari surga
“Dalam
surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya, mereka tak
pernah disentuh seorang manusia atau jin pun sebelumnya.” (QS. Ar-Rahman:
56)
“Mereka
laksana permata yakut dan marjan.” (QS. Ar-Rahman: 58)
“Mereka
laksan telur yang tersimpan rapi.” (QS. Ash-Shaffaat: 49)
Dengan berjilbab, wanita akan memiliki
sifat seperti bidadari surga. Yaitu menundukkan pandangan, tak pernah disentuh
oleh yang bukan mahramnya, yang senantiasa dirumah untuk menjaga kehormatan
diri. Wanita inilah merupakan perhiasan yang amatlah berharga.
4) Mencegah
penyakit kanker kulit
Kanker adalah sekumpulan penyakit yang
menyebabkan sebagian sel tubuh berubah sifatnya. Kanker kulit adalah
tumor-tumor yang terbentuk akibat kekacauan dalam sel yang disebabkan oleh
penyinaran, zat-zat kimia, dan sebagainya.
Oleh karena itu, cara untuk melindungi
tubuh dari kanker kulit adalah dengan menutupi kulit. Salah satunya dengan
berjilbab. Karena dengan berjilbab, kita melindungi kulit kita dari sinar ultraviolet
yang sangat berbahaya. Melindungi tubuh bukan dengan memakai kerudung gaul dan
baju ketat. Karena hal itu percuma saja. Karena sinar UV masih bisa menembus
pakaian yang ketat apalagi pakaian transparan. Berjilbab disini haruslah sesuai
kriteria jilbab.
5) Memperlambat
gejala penuaan
Penuaan adalah proses alamiah yang sudah
pasti dialami oleh semua orang yaitu lambatnya proses pertumbuhan dan
pembelahan sel-sel dalam tubuh. Gejala-gejala penuaan antara lain adalah rambut
memutih, kulit keriput, dan lain-lain.
Jilbab
adalah kewajiban untuk setiap muslimah. Dan jilbab pun memiliki manfaat.
Ternyata tak sekedar membawa manfaat ukhrawi namun banyak juga manfaat
duniawinya. Jilbab tak hanya sekedar menjaga iman dan takwa pemakainya, namun juga
membuat kulit terlindungi dari penyakit kanker dan proses penuaan.
Wanita
tak berjilbab tak ubahnya buah yang bergelantungan di ranting dan menjuntai
keluar dari dinding kebun sehingga setiap orang yang melintas dapat menjulurkan
tangan untuk memetiknya. Atau bak sekuntum bunga yang menggoda setiap orang
untuk memetiknya. Hijab atau jilbab merupakan penjaga dan pengaman terbaik yang
mampu melindungi kaum wanita dari ancaman marabahaya. Dalam hal ini, kelas
terbaik untuk menguji dan mengajarkan pelajaran hijab kepada kaum wanita adalah
shalat. Ini lantaran setiap harinya sebanyak lima kali, seorang wanita berkewajiban
untuk mengenakan jilbab dengan sempurna dan berdiri menghadap Tuhan yang Maha
Esa serta bermunajat kepada-Nya.
Jika
begitu banyak manfaat yang didapatkan wanita muslimah jika mereka teguh hati
dengan keanggunannya berjilbab, masihkah ada alasan-alasan mereka untuk masih
tidak mau mengenakan jilbab yang sebenarnya alasan-alasan tersebut hanyalah
bisikan-bisikan setan yang terkutuk.
Keanggunan
berjilbab tidak hanya terlihat dari penampilan lahiriah tetapi juga terlihat
dari penampilan ruhaniah. Keanggunan berjilbab juga tidak hanya membawa
ketenangan hidup dunia, tetapi juga sudah mendapat jaminan surga yang tidak
dapat dibayangkan keindahannya di akhirat kelak.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Allah
memerintahkan sesuatu pasti ada manfaatnya untuk kebaikan manusia. Dan setiap
yang benar-benar bermanfaat dan dibutuhkan manusia dalam kehidupannya, pasti
disyariatkan atau diperintahkan oleh-Nya. Di antara perintah Allah itu adalah
berjilbab bagi wanita muslimah. Dengan
berjilbab wanita muslimah terlihat anggun. Keanggunanya tidak hanya yang
terlihat oleh kasat mata, tetapi juga
keanggunan yang dapat dirasakan oleh orang yang berada disekelilingmya karena
yang berhijab bukan sekedar lahirnya tetapi juga batinnya.
Berjilbab
itu sungguhlah menjadikan wanita muslimah itu anggun. Keanggunan yang sangat
mahal harganya. Keanggunannya ibarat permata berlian yang tersimpan di dalam
lemari yang terkunci. Dimana tidak sembarang orang yang dapat menikmati
keindahan, kecantikan serta keanggunannya.
3.2 Saran
Wanita
muslimah hendaklah mampu melawan godaan hawa nafsunya untuk menampakkan
keindahan dan kecantikannya kepada orang-orang yang dilarang di dalam agama
Islam untuk melihatnya. Karena jika ia mampu melawan hawa nafsunya tersebut dan
berhijab karena Allah maka ia akan mendapatkan indahnya surga Allah di akirat
nanti. Hadiah yang tidak dapat dinilai harganya. Karena jika memang berhijab
karena Allah maka ia akan teguh pula dalam beribadah kepada Allah.
Anggapan
yang harus diperbaiki saat ini adalah bahwa jilbab bukanlah sekedar penutup
kepala, tetapi juga penutup seluruh aurat wanita yang mampu menjaga perhiasan-perhiasannya.
Kepada wanita muslimah marilah berjilbab, karena berjilbab itu anggun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar